Skip to main content

Mahalnya Listrik di Bulan Puasa


Bulan puasa semua kebutuhan pokok terlebih sembako naik, pemakaian pulsa naik, tagihan internet naik. Ada pula yang mengeluh pasti listrik  nanti juga ikut naik. Kenapa?
T: Kenapa tagihan listrik bulan puasa kok lebih mahal ya? Padahal rice cooker saya siang tidak hidup, TV juga jarang karena saya menghindari acara gosip-gosip infotainment, bahkan saya jarang beraktifitas menggunakan listrik di rumah karena saya semangat untuk beribadah jadi saya lebih sering di mushola.
J: Mohon diingat bahwa pemakaian listrik selama bulan puasa tidak turut menurun seperti aktifitas kita. Bahkan dapat dikatakan pemakaian listrik pada Waktu Beban Puncak (WBP) tidak bisa dihindari yaitu antara jam 17:00 sampai jam 22:00 dimana penghitungan PLN, waktu beban puncak lebih mahal dibanding Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) walaupun pada pemakaian rumah tangga tidak diberlakukan pengukuran meternya, akan tetapi pada saat beban puncak biasanya voltage menurun sehingga daya pemakaian menjadi lebih tinggi, putaran piringan kwh juga lebih cepat, angka pemakaian jadi lebih tinggi.
T: Tapi kan cuma sebentar lalu kemudian saya langsung ke mushola lagi sholat isya dan tarawih sampai malam.
J: Ya, namun setelah shalat tarawih ibu-ibu kembali sibuk mempersiapkan makanan sahur, rice cooker kerja kembali.

Pada bulan puasa bulan Ramadhan seperti saat ini, sebenarnya terjadi 2 (dua) kali Waktu Beban Puncak. Yang pertama, terjadi sesuai perhitungan PLN yaitu jam 17:00 sampai dengan jam 22:00. Sehingga PLN menyarankan program penghematan listrik rumah tangga pada jam -jam tersebut. Namun, pada bulan ini hal itu tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena aktifitas padat umat muslim saat itu adalah berbuka puasa. Sehingga mau tidak mau pemakaian listrik tidak terlalu dipermasalahkan. Apalagi kaum ibu yang mempersiapkan menu berbuka dan masakan yang lebih spesial karena bulan ini adalah bulan spesial sehingga perkakas yang pada hari biasa tesimpan rapi di buffet dapur, dikeluarkan semua mulai dari juicer, mixer, puncher, dan kawan-kawannya. Kemudian selagi ibu memasak, yang lain menunggu sambil main PS, nonton tv, adalagi yang buka facebook dan blogwalking yang dibilang ngabuburit. Setelah selesai buka puasa dan shalat maghrib kemudian isya dan tarawih, pekerjaan ibu-ibu belum selesai (seperti pengalaman istri saya :)..) dan masih banyak pekerjaan yang menguras energi listrik di rumah.
Kemudian beban puncak yang ke dua, terjadi antara jam 02:00 sampai dengan jam 05:00 pagi hari. Pada saat persiapan dan pelaksanaan aktifitas makan sahur. Hal ini juga terbukti pada saat saya membuka trafic hits blog ini, saya mendapati tingkat kepadatan pengunjung blog yang tinggi juga terjadi antara jam 01:00 sampai dengan jam 05:00. Rating acara untuk menemani sahur di televisi juga meningkat pada bulan ini. Indikasi ini dapat saya simpulkan terjadi pula kepadatan pemakaian listrik rumah yang tinggi pada jam-jam ini. Beberapa hari yang lalu saya juga mengalami overload di rumah kontrakan yang dihuni 2 keluarga termasuk saya pada saat makan sahur. Pasalnya, kebetulan banyak perkakas yang dihidupkan pada saat itu seperti mesin pompa air, rice cooker 2 unit, kulkas 2 unit, PC, televisi 2 unit dan ditambah lagi tetangga sebelah yang menyetrika baju seragam anak-anaknya pada saat itu.

T: Jadi apa saran agar bisa berhemat pemakaian listrik di rumah saya pada bulan puasa ini?
J: Kurangi pemakaian listriknya.
T: Gimana sih?? Kan tadi katanya sudah tahu kalau pemakaian listrik pada saat beban puncak tidak bisa dihindari.
J: Ya mulai dari hal kecil. Misalkan memasak nasi menggunakan rice cooker atau penanak nasi elektrik sebelum jam 17:00 usahakan sudah masak jadi tinggal menghangatkan (warming) saja pada saat waktu beban puncak. Jadi kan dayanya lebih kecil daripada memasak (cooking).
T:T erus yang lain?
J: Penghematan pemakaian mesin pompa air. Kalau menggunakan bak penampungan air, usahakan sudah penuh atau masih penuh sampai jam 17:00.
T: Terus?
J: Terus terus...! Tunggu komentar pembaca di bawah ini aja...:)

Comments

  1. kita yang harus pintar2 menghemat pemaikain listrik,sprt jargon nya PLN "pakai seperlunya matikan selebihnya"(kayak iklan ja ya)...

    ReplyDelete
  2. Lengkap sekali ulasannya, Josch.. Kalau yang seperti ini nih, cocok untuk diterapkan sehari-hari. Bukan hanya waktu bulan puasa loh. Hemat energi, hemat biaya :)

    ReplyDelete
  3. save our earth dengan meghemat energi,,
    kalo bumi kita rusak kita mau tinggal dimana lagi?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Rumus Power 3 Phase

Yang berikut ini juga jangan sampai lupa karena ini terusan artikel sebelumnya yaitu Menghitung Power Single phase . P (w) = 1,73 . U . I  . PF dimana P = Daya (watt) 1,73 = akar 3 U = Tegangan (volt) I = Arus (Ampere) PF = Power Factor Terus kalau cari yang satuannya HP (Horse Power ya begini: P(hp) = 1,73 . U . I .  μ . PF / 746 dimana P = Daya (watt) 1,73 = akar 3 U = Tegangan (volt) I = Arus (Ampere) PF = Power Factor μ = Effisiensi Tambahan lagi Horse Power (HP) tidak sama dengan Daya Kuda (DK), Tenaga Kuda (TK), ataupun juga Paardenkracht (PK), dan juga Pferdestärke (PS) . Meski sebenarnya arti bahasanya sama bahasa Inggris, bahasa Indonesia, bahasa Belanda, dan bahasa Jerman, namun angkanya berbeda. 1HP = 746 Watt = 1,014 PK. 1PS ≈ 735.5 W ≈ 0.7355 kW ≈ 0.98632 hp (SAE), nah kalau 1TK = 736 watt.

Sakelar Tukar

Berikut ini coba saya jelaskan mengenai sakelar tukar atau kerap disebut sakelar hotel. Kita sebut saja sakelar tukar. Yaitu sakelar atau pemutus rangkaian atau instalasi lampu dari dua tempat. Contoh yang lebih banyak kita temukan pada instalasi lampu tangga atau koridor yang panjang dengan 2 pintu masing-masing ujungnya.   Agar lebih jelas begini... Misal ada sebuah koridor atau ruangan yang panjang dengan dua pintu pada tiap ujung ruangan yang kita bisa masuk pintu satu kemudian keluar melalui pintu yang kedua. Pada ruangan seperti ini, instalasi lampu ruangan yang ideal adalah dengan dua sakelar yang diletakkan di dekat kedua pintu, dan pengoperasiannya saat kita masuk dari pintu pertama kita hidupkan lampu dengan sakelar pertama kemudian saat kita hendak keluar melalui pintu kedua, kita matikan lampu dengan mematikan sakelar kedua. Jadi kira-kira seperti itulah yang disebut dengan sakelar tukar. Sakelar tukar fisiknya seperti sakelar-sakelar dinding biasa. Namun pada sakelar tu

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift

Setelah pada posting sebelumnya saya menguraikan tentang perjalanan dan pengalaman unik menuju tempat acara Pembinaan K3 tanggal 9 sampai dengan 11 Agustus 2009 di Bogor, kali ini akan saya tuliskan beberapa hal dalam garis besar hasil dari Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bidang Teknisi dan Penyelia Lift yang diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi provinsi DKI Jakarta. Keselamatan dan Kesehatan kerja adalah hak setiap tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan serta setiap orang lainnya yang berada dalam lingkungan kerja seperti tertuang sepenuhnya dalam Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang dapat didownload di sini . Khusus untuk lingkungan kerja yang berhubungan dengan lift, UU No.1 tahun 1970 dalam hal ini menyebutkan pada Bab II pasal 2 ayat (2) huruf f "dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui terowongan, di permukaan air, dalam air, maupun di udara;". Kemudian syarat-syarat keselamatan