Lampu fluorescent atau di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan lampu TL dan tidak jarang kita juga mendengar sebagai lampu neon. Lampu Fluorescent atau lampu pendar berbeda dengan lampu neon. Kemudian entah apa kepanjangan dari "TL" tidak saya temukan jawaban yang paling tepat sampai Google juga tidak menemukannya, mungkin dan menurut saya kepanjangannya Tube Lamp (Lampu Tabung) tapi lampu pijar juga pakai tabung... lampu halogen juga ada yang pakai tabung kan. Tapi sudahlah... Yang jelas lampu Fluorescent atau TL adalah jenis lampu yang di dalam tabungnya terdapat sedikit mercury dan gas argon dengan tekanan rendah, serbuk phosphor yang melapisi seluruh permukaan bagian dalam kaca tabung lampu tersebut. Tabung ini mempunyai dua elektroda pada masing-masing ujungnya. Oh ya... elektroda maksudnya adalah kawat pijar sederhana. Saat kita menyalakan lampu, arus mengalir pada elektroda kemudian elektron-elektron di dalamnya akan berpindah tempat dari ujung yang satu ke ujung tabung yang lain. Energi listrik ini juga merubah mercury dari cairan menjadi gas sehingga pada saat bersamaan atom mercury yang berupa gas ini akan tertabrak oleh elektron. Tabrakan ini menyebabkan energi elektron meningkat. Ketika energi elektron kembali normal saat itulah elektron-elektron itu melepaskan energi menjadi cahaya ringan.
Pengoperasian lampu fluorescent membutuhkan setidaknya tabung lampu fuorescent, starter, dan ballast dan opsional ditambah dengan kapasitor untuk memperbaiki faktor daya yang ditimbulkan ballast sebagai induktor. Starter merupakan komponen bimetal yang dibangun di dalam sebuah tabung vacuum yang biasanya diisi gas neon. Starter berguna untuk start-up sebagai switch untuk memanggil ballast agar mengeluarkan spike tegangan tinggi sehingga elektron dalam tabung bergerak dari elektroda satu ke elektroda yang lainnya. Hal ini terjadi berulang-ulang sampai elektroda dialiri arus
yang cukup sehingga kadang atau sering kita melihat lampu ini berkedip saat pertama dinyalakan.
Lampu Fluorescent saat ini sudah sangat luas penggunaannya baik untuk penerangan rumah tinggal maupun industri dan perkantoran. Lampu jenis ini termasuk dalam kategori Lampu Hemat Energi (LHE) faktor utamanya yaitu intensitas cahaya yang dikeluarkan lebih tinggi daripada lampu pijar (Incandescent Lamp) dalam hitungan watt yang sama. Kelebihan yang lain yaitu usia pakai cukup panjang rata-rata produsen mengKlaim sampai 20ribu jam pemakaian. Bidang pencahayaan lebih luas dibanding dengan lampu pijar ataupun halogen. Temperatur lampu lebih rendah. Selain itu produknya bermacam-macam jenis, bentuk dan warnanya. Warna dari lampu TL ini banyak juga macamnya. Istilah yang biasa kita temukan pada bungkus lampu yang kita beli menentukan warna dan warna yang dikeluarkan oleh sang lampu. Berikut contohnya :
Pengoperasian lampu fluorescent membutuhkan setidaknya tabung lampu fuorescent, starter, dan ballast dan opsional ditambah dengan kapasitor untuk memperbaiki faktor daya yang ditimbulkan ballast sebagai induktor. Starter merupakan komponen bimetal yang dibangun di dalam sebuah tabung vacuum yang biasanya diisi gas neon. Starter berguna untuk start-up sebagai switch untuk memanggil ballast agar mengeluarkan spike tegangan tinggi sehingga elektron dalam tabung bergerak dari elektroda satu ke elektroda yang lainnya. Hal ini terjadi berulang-ulang sampai elektroda dialiri arus
yang cukup sehingga kadang atau sering kita melihat lampu ini berkedip saat pertama dinyalakan.
Lampu Fluorescent saat ini sudah sangat luas penggunaannya baik untuk penerangan rumah tinggal maupun industri dan perkantoran. Lampu jenis ini termasuk dalam kategori Lampu Hemat Energi (LHE) faktor utamanya yaitu intensitas cahaya yang dikeluarkan lebih tinggi daripada lampu pijar (Incandescent Lamp) dalam hitungan watt yang sama. Kelebihan yang lain yaitu usia pakai cukup panjang rata-rata produsen mengKlaim sampai 20ribu jam pemakaian. Bidang pencahayaan lebih luas dibanding dengan lampu pijar ataupun halogen. Temperatur lampu lebih rendah. Selain itu produknya bermacam-macam jenis, bentuk dan warnanya. Warna dari lampu TL ini banyak juga macamnya. Istilah yang biasa kita temukan pada bungkus lampu yang kita beli menentukan warna dan warna yang dikeluarkan oleh sang lampu. Berikut contohnya :
- Warm /827 biasa digunakan di Hotel, restauran, dan Mall.
- Warm white /830 biasa digunakan di perkantoran, sekolah, gedung olahraga, dan di pertokoan.
- Cool /840 /33 biasa digunakan di rumah tinggal, gedung olahraga, Industri dan Mall serta rumah sakit.
- Daylight /860 /54 biasa digunakan untuk dekorasi, industri khusus misalnya kertas dan percetakan.
Masih banyak lagi untuk lampu-lampu yang khusus dengan warna yang khusus misalnya untuk aquarium, lampu ultraviolet (germidical lamp) yang berguna untuk anti bakteri dan juga penghasil ozon untuk mensterilkan air mineral.
Berikut adalah jenis-jenis lampu fluorescent yang dibedakan dari bentuknya:
Berikut adalah jenis-jenis lampu fluorescent yang dibedakan dari bentuknya:
- Linear fluorescent
Lampu TL panjang itulah sebagian besar orang menyebut lampu ini. Ini adalah lampu fluorescent klasik dan menurut sejarahnya, lampu ini diperkenalkan sejak tahun 1950 lima tahun setelah Indonesia merdeka.
- Non-Linear fluorescent
Jenis yang satu ini bentuknya ada yang lingkaran, letter "U", dan ada juga yang berbentuk panel modul seperti papan.
- Compact Fluorescent (CFL)
Lampu ini dibagi dua jenis lagi yakni self-ballasted atau ballast yang sudah terinstall di dalam rangkaian lampu sehingga tinggal pakai seperti yang sekarang banyak kita jumpai sebagai lampu SL yang dapat langsung dipasang pada fitting ulir biasa. Satu lagi lampu CFL yang haris memasangkan dengan ballast sendiri dan fitting khusus seperti linear fluorescent / TL namun yang satu ini bentuknya sangat ringkas dan kecil.
Seperti halnya manusia semua tidak ada yang sempurna. Begitu pula lampu fluorescent. Kita bahas mengenai kekurangan dan kelemahan lampu fluorescent ini. Nomor satu pasti harga lampu yang tinggi kemudian ballast konvensional berupa kumparan induksi magnetik selain mempengaruhi harga juga sering merugikan ketika terjadi minor fault mengakibatkan suara mendengung, namun hal ini bisa diatasi dengan menggantinya dengan menggunakan ballast elektronik. Hal lain yang menjadi kelemahan
selanjutnya adalah masalah limbah lampu fluorescent yang banyak pihak menyebutkan limbah lampu ini mengandung banyak unsur gas beracun dan mercury atau air raksa selain dari serbuk phosphor. Meskipun saat ini ada program daur ulang lampu jenis fluorescent ini namun belum ada di Indonesia. Bahkan penanganan limbahnya masih bercampur dengan limbah rumah tangga lainnya.
Sedikit tips saat menghadapi dan menemukan lampu TL yang pecah, gunakan sarung tangan karet, bersihkan area tempat lampu pecah tersebut dengan menggunakan lap kain basah karena serbuk phosphor yang tumpah mengandung mercury sehingga tidak akan bersih kalau menggunakan sapu atau vacuum cleaner. Seteah itu pecahan kaca dan kain yang tadi digunakan untuk membersihkan dimasukkan ke dalam plastik dan jangan dicampur dengan sampah yang lain.
Teknologi terbaru lampu fluorescent untuk menghindari kecelakaan akibat lampu yang pecah, beberapa produsen lampu sudah mengembangkan lampu fluorescent dengan proteksi menggunakan plastik polycarbonate sebagai casing sehingga melindungi phosphor dan potongan kaca ketika lampu pecah.
Seperti halnya manusia semua tidak ada yang sempurna. Begitu pula lampu fluorescent. Kita bahas mengenai kekurangan dan kelemahan lampu fluorescent ini. Nomor satu pasti harga lampu yang tinggi kemudian ballast konvensional berupa kumparan induksi magnetik selain mempengaruhi harga juga sering merugikan ketika terjadi minor fault mengakibatkan suara mendengung, namun hal ini bisa diatasi dengan menggantinya dengan menggunakan ballast elektronik. Hal lain yang menjadi kelemahan
selanjutnya adalah masalah limbah lampu fluorescent yang banyak pihak menyebutkan limbah lampu ini mengandung banyak unsur gas beracun dan mercury atau air raksa selain dari serbuk phosphor. Meskipun saat ini ada program daur ulang lampu jenis fluorescent ini namun belum ada di Indonesia. Bahkan penanganan limbahnya masih bercampur dengan limbah rumah tangga lainnya.
Sedikit tips saat menghadapi dan menemukan lampu TL yang pecah, gunakan sarung tangan karet, bersihkan area tempat lampu pecah tersebut dengan menggunakan lap kain basah karena serbuk phosphor yang tumpah mengandung mercury sehingga tidak akan bersih kalau menggunakan sapu atau vacuum cleaner. Seteah itu pecahan kaca dan kain yang tadi digunakan untuk membersihkan dimasukkan ke dalam plastik dan jangan dicampur dengan sampah yang lain.
Teknologi terbaru lampu fluorescent untuk menghindari kecelakaan akibat lampu yang pecah, beberapa produsen lampu sudah mengembangkan lampu fluorescent dengan proteksi menggunakan plastik polycarbonate sebagai casing sehingga melindungi phosphor dan potongan kaca ketika lampu pecah.
Assalamu'alaykum.. mw nx, klo misal lampu fluorescent dibwtkan remot kontrol on/off sehingga gak perlu pake saklar, gmn? Tw mekanismex gak?
ReplyDeletenurmayantizain@yahoo.com
Lampu fluorescent pake remote... bisa sih, tapi apa gak kemahalan? Mending pakai sensor switch (saklar sensor) aja. Emang mau dipakai dimana?
ReplyDeletenice info Gan.. jd tahu deh saya :)
ReplyDeletesangat mencerahkan
ReplyDeletehttp://www.myswaglamps.com
nanya: klo beda watt, beda intensitas cahaya yg dhasilkan ya? (dlm satuan lux)
ReplyDeleteklo 10x10 pangkat 3 lux itu sebanding dg berapa watt?
KK, mbok cari keterangan tentang perbedaan lampu TL dengan lampu pijar.
ReplyDeleteBaik ... ditunggu ya
Deleteapa ada lampu TL yang bekerja pada sistem DC? apa bedanya dgn sistem AC??
ReplyDeleteprogram daur ulangnya namanya apa mas?
ReplyDelete