Skip to main content

Lampu Halogen




Lampu halogen diperkenalkan ke publik pada tahun 1959. Lampu halogen pada dasarnya adalah lampu pijar yang diperbaiki prosesnya. Isi di dalam tabungnya selain filamen wolfram, ada juga material berupa gas dan unsur halogen yang menjaga bola lampu bersih dan keluaran cahayanya tetap konstan. Fungsi utama halogen dalam lampu adalah untuk mengembalikan wolfram yang menguap ke permukaan filamen melalui pemanasan dengan temperatur tinggi. Proses daur ulang ini memperpanjang umur dari filamen wolfram dan membuat lampu halogen menghasilkan cahaya lebih terang. Suhu bola lampu jenis halogen ini umumnya lebih panas daripada lampu pijar biasa.
Pengaplikasian lampu halogen pada rumah tinggal, umumnya digunakan lampu medium yang membutuhkan voltase berkisar antara 300 volt sampai 12 volt. Bagus digunakan untuk lampu sorot karena sangat fokus sinarnya seperti dibutuhkan pada lukisan da sebagainya.Dapat digunakan dengan dimmer system, namun sangat rentan apabila digunakan dengan frekuensi on-off yang tinggi atau sering hidup-mati.
Lampu halogen berada di antara lampu pijar dan lampu flourescent dalam hal efisiensi energi. Hal ini dikarenakan lampu halogen menggunakan filamen wolfram dengan halogen sehingga lebih hemat daripada lampu pijar tapi tidak lebih hemat dari lampu flourescent.Umur lampu halogen jenis medium sekitar 2 tahun untuk pemakaian 4 jam sehari.

Comments

Popular posts from this blog

Rumus Power 3 Phase

Yang berikut ini juga jangan sampai lupa karena ini terusan artikel sebelumnya yaitu Menghitung Power Single phase . P (w) = 1,73 . U . I  . PF dimana P = Daya (watt) 1,73 = akar 3 U = Tegangan (volt) I = Arus (Ampere) PF = Power Factor Terus kalau cari yang satuannya HP (Horse Power ya begini: P(hp) = 1,73 . U . I .  μ . PF / 746 dimana P = Daya (watt) 1,73 = akar 3 U = Tegangan (volt) I = Arus (Ampere) PF = Power Factor μ = Effisiensi Tambahan lagi Horse Power (HP) tidak sama dengan Daya Kuda (DK), Tenaga Kuda (TK), ataupun juga Paardenkracht (PK), dan juga Pferdestärke (PS) . Meski sebenarnya arti bahasanya sama bahasa Inggris, bahasa Indonesia, bahasa Belanda, dan bahasa Jerman, namun angkanya berbeda. 1HP = 746 Watt = 1,014 PK. 1PS ≈ 735.5 W ≈ 0.7355 kW ≈ 0.98632 hp (SAE), nah kalau 1TK = 736 watt.

Sakelar Tukar

Berikut ini coba saya jelaskan mengenai sakelar tukar atau kerap disebut sakelar hotel. Kita sebut saja sakelar tukar. Yaitu sakelar atau pemutus rangkaian atau instalasi lampu dari dua tempat. Contoh yang lebih banyak kita temukan pada instalasi lampu tangga atau koridor yang panjang dengan 2 pintu masing-masing ujungnya.   Agar lebih jelas begini... Misal ada sebuah koridor atau ruangan yang panjang dengan dua pintu pada tiap ujung ruangan yang kita bisa masuk pintu satu kemudian keluar melalui pintu yang kedua. Pada ruangan seperti ini, instalasi lampu ruangan yang ideal adalah dengan dua sakelar yang diletakkan di dekat kedua pintu, dan pengoperasiannya saat kita masuk dari pintu pertama kita hidupkan lampu dengan sakelar pertama kemudian saat kita hendak keluar melalui pintu kedua, kita matikan lampu dengan mematikan sakelar kedua. Jadi kira-kira seperti itulah yang disebut dengan sakelar tukar. Sakelar tukar fisiknya seperti sakelar-sakelar dinding biasa. Namun pada sakelar tu

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift

Setelah pada posting sebelumnya saya menguraikan tentang perjalanan dan pengalaman unik menuju tempat acara Pembinaan K3 tanggal 9 sampai dengan 11 Agustus 2009 di Bogor, kali ini akan saya tuliskan beberapa hal dalam garis besar hasil dari Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bidang Teknisi dan Penyelia Lift yang diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi provinsi DKI Jakarta. Keselamatan dan Kesehatan kerja adalah hak setiap tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan serta setiap orang lainnya yang berada dalam lingkungan kerja seperti tertuang sepenuhnya dalam Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang dapat didownload di sini . Khusus untuk lingkungan kerja yang berhubungan dengan lift, UU No.1 tahun 1970 dalam hal ini menyebutkan pada Bab II pasal 2 ayat (2) huruf f "dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui terowongan, di permukaan air, dalam air, maupun di udara;". Kemudian syarat-syarat keselamatan